Pakaian Adat Riau




Kebudayaan Melayu yang berkembang dengan pesat di masa silam telah mewariskan peradaban tak ternilai kepada masyarakat adat di tanah Sumatera. Salah satu yang kemudian menjadi pewaris kebudayaan ini adalah masyarakat Melayu Riau. Kita dapat melihat bagaimana mashyurnya peninggalan kebudayaan tersebut salah satunya adalah dari pakaian adatnya yang kini menjadi pakaian adat Riau.


Pakaian Adat Riau 


Bukti bahwa Melayu Riau memiliki budaya yang maju adalah bahwa masyarakatnya memiliki pakaian adat yang bermacam-macam sesuai dengan keperluannya. Berikut ini akan kami jelaskan satu persatu pakaian adat Riau tersebut lengkap dengan gambarnya!


Pakaian Keseharian


Pakaian keseharian merupakan pakaian yang dikenakan pada saat melaksanakan kegiatan sehari-hari, baik untuk bermain, berladang, melaut, maupun untuk kegiatan di rumah. Berdasarkan jenjang usia pemakainya, pakaian keseharian yang digunakan dalam adat riau dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan, yaitu pakaian anak, pakaian dewasa dan pakaian orang tua. Pakaian untuk anak pria yang masih kecil biasa disebut dengan baju monyet. Setelah beranjak besar, anak pria mulai mengenakan baju teluk belanga atau (baju cekak musang). Sementara pakaian untuk anak wanita yang belum dewasa umumnya berupa baju kurung dengan bermotif bunga-bunga satu corak

Bagi pria yang sudah dewasa pakaian yang dikenakan berupa baju kurung cekak musang atau teluk belanga tulang belut, yang dilengkapi dengan sesamping berupa sarung perekat dan kopiah atau ikat kepala. Sedangkan pakaian yang dikenakan untuk wanita berupa baju kurung labuh, baju kebaya pendek, dan baju kurung tulang belut. Dalam adat Riau pakaian yang digunakan oleh pria setengah baya disebut dengan nama baju kurung tulang belut sementara untuk wanita setengah baya adalah baju Kurung Teluk Belanga, Kebaya Laboh, dan Baju Kebaya Pendek yang biasa dipakai untuk ke ladang maupun untuk di rumah .

Pakaian Resmi

Dulu, pakaian resmi dikenakan ketika menghadiri pertemuan resmi yang diadakan oleh pihak kerajaan. Sedangkan hari ini, pakaian resmi dikenakan dalam berbagai acara pemerintah. Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang lengkap dengan kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri, Daik, dan daerah-daerah lainnya di Riau.
Baju Kurung Cekak Musang berupa kain sutra, kain satin, atau kain berkualitas tinggi lainnya. Sebagai perlengkapannya antara lain adalah kopiah dan kain samping. Bahan untuk kain samping adalah bahan pilihan, seperti kain songket dan tenun lainnya. Cara mengenakan kain samping ada dua macam, yakni ikat dagang dalam dan ikat dagang luar.
Pakaian resmi untuk perempuan dewasa adalah Kebaya Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang. Kedua jenis baju tersebut terbuat dari kain songket atau kain pilihan lainnya, seperti Tenun Siak, Tenun Indragiri, Tenun Trengganu, dan lain-lain.
Bentuk Baju Kurung atau Kebaya Laboh ini disesuaikan dengan bentuk tubuh Si Pemakai, namun tidak terlalu ketat. Panjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari di atas lutut, sedangkan untuk orang tua banjang bajunya tiga jari dari bawah lutut.

3. Pakaian Upacara Adat 

Beda acara, beda pula pakaiannya. Ya, saat upacara adat seperti upacara pelantikan, upacara penobatan raja, upacara penerimaan anugerah, upacara penyambutan tamu, dan lain sebagainya, masyarakat Melayu Riau menggunakan jenis pakaian adat yang berbeda. Laki-laki menggunakan Baju Kurung Cekak Musang, sedangkan para perempuan menggunakan baju Baju Kurung Tulang Belut (gadis) dan Baju Kebaya Laboh Cekak Musang (setengah baya) yang dibuat dari kain sutra. 


Baju kebaya yang dikenakan saat upacara adat ada 2 jenis, yaitu yang berwarna hitam dan berwarna kuning. Warna hitam digunakan saat upacara penobatan raja, pembesar, menteri, atau datuk. Sedangkan kebaya berwarna kuning digunakan saat upacara penerimaan tamu agung atau upacara penerimaan anugerah. Saat mengenakan baju adat tersebut, para perempuan akan dihias rambutnya dengan sanggul joget, yaitu sanggul lipat pandan dengan hiasan bunga goyang di bagian atasnya, jurai panjang di sebelah kanan, serta jurai pendek di sebelah kiri.

Pakaian Upacara Perkawinan

Baju pengantin laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebelah kiri.
Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, tergantung pada jenis upacara adatnya. Pengantin perempuan dalam upacara Malam Berinai memakai Baju Kurung Teluk Belanga. Sedangkan pada upacara Barandam, pengantin perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek.
Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga. Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.
Kecuali untuk kasus pakaian sehari-hari yang semakin tergeser oleh model-model Barat, hingga hari ini, masyarakat Riau masih sering mengenakan pakaian adat dalam momen-momen upacara-upacara atau perayaan-perayaan tertentu.


Adapun untuk pengantin perempuan, mereka akan mengenakan pakaian yang bermacam-macam tergantung dari upacaranya. Saat upacara malam berinai, mereka menggunakan baju kurung teluk belanga, saat upacara berandam, menggunakan baju kurung kebaya pendek saat upacara akad nikah menggunakan baju kurung teluk, dan saat upacara bersanding menggunakan kebaya laboh .
Nah, demikianlah ulasan sekilas mengenai pakaian adat Riau yang sangat beragam jenisnya. Banyaknya jenis pakaian yang dikenakan masyarakat adat Melayu Riau menunjukan bahwa mereka telah memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi di masa silam.