Rumah adat Sunda kini telah ditetapkan menjadi bagian dari rumah adat Jawa Barat yang memang sarat dengan nilai-nilai filosofis yang menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Sunda dalam kehidupan sosial mereka. Desain rumah adat Sunda selain memperhatikan pada kearifan lokal, juga sangat mengedepankan aspek budaya masyarakatnya.
Rumah adat Jawa Barat tersebut memang memiliki banyak nama dan segi rupanya, tergantung bagaimana dari desain dari rumah yang digunakan tersebut. Namun, setidaknya kami telah menemukan lima desain rumah adat Sunda ini yang berdasarkan desain dari atapnya, yaitu yang bernama Badak Heuay, Jolopong, Tagong Anjing, Perahu Kemureb, dan Jubleg Nangkub.
Nah, di sini kita akan sedikit mengulas mengenai ragam rumah adat Sunda tersebut sebagai informasi tambahan bagi kita sekaligus sebagai sarana untuk mengingatkan pengetahuan kita semua tentang kearifan lokal budaya Sunda tersebut yang telah terpupuk dan hidup sejak beberapa tahun silam.
1.Imah Julang Ngapak
Julang Ngapak sendiri adalah salah satu nama dan model dari rumah adat sunda. Selain Julan Ngapak, rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama lainnya seperti Buka Pongpok, Capit Gunting, Jubleg Nangkub, Badak Heuay, Tagog Anjing, dan Perahu Kemureb, dimana kesemuanya berbentuk rumah panggung dan hal yang membedakan satu dengan lainnya adalah bentuk atap dan pintu rumahnya. Julang Ngapak sendiri mempunyai arti burung yang merentangkan sayap, jadi bentuk atap pada bangunan ini bentuknya melebar pada kedua sisinya tetapi berbeda antara sudut atas dan sudut bawahnya...kita akan seperti melihat burung julak yang sedang merentangkan kedua sayapnya jika melihat bangunan ini, apalagi jika kita melihatnya dari samping.
Sayangnya, kesemua bentuk rumah adat Sunda ini sudah semakin sulit ditemui karena masyarakat yang mempertahankan rumahnya dalam bentuk rumah adat sudah semakin jarang dan yang masih mempertahankannya hanya bisa ditemui di pelosok-pelosok daerah saja. Di kabupaten sumedang, konsep rumah adat Julang Ngapak ini salah satunya bisa dilihat pada bangunan Kantor Bupati Sumedang seperti terlihat di atas, hanya saja bentuknya tidak berupa rumah panggung. Bentuk rumah adat Julang Ngapak ini diambil menjadi konsep bangunan Kantor Bupati sebagai pengejawantahan nilai-nilai budaya Sunda di Kabupaten Sumedang, juga dalam rangka mempertegas jati diri Sunda dalam Lingkungan Puseur Budaya Sunda.
2.Imah Togog Anjing
Togog Anjing yang berarti anjing yang sedang duduk. ini dikarenakan atap rumah adat yang satu ini memang memiliki desain yang menyerupai bentuk anjing sedang duduk. Ada 2 bidang atapnya yang menyatu sehingga membentuk sebuah segitiga, satu bidang atap yang menyambung pada bagian atap depan. Atap yang menyambung tersebut biasa disebut sorondoy dan biasanya memiliki fungsi peneduh untuk teras depan rumah.
Desain rumah Togog Anjing sampai saat ini masih sering dijumpai pada rumah-rumah tradisional masyarakat Garut. dan beberapa bungalow, hotel, juga tempat-tempat peristirahatan di daerah Puncak yang kerap ditemui menggunakan desain atap rumah seperti ini.
3.Imah Badak Heuay
Bentuk rumah dengan model atap badak heuay sangat mirip dengan atap tagog anjing. Perbedaanya hanya pad bidang atap belakang, bidang atap ini langsung lurus ke atas melewati batang suhunan sedikit, bidang atap yang melewati suhunan ini dinamakan rambu. Daerah-daerah di Jawa Barat masih banyak ditemukan pemukiman penduduk yang masih menggunakan bahan tradisional dengan bentuk atap badak heuay salah satunya didaerah Sukabumi.
4. Imah Jolopong
Rumah adat jolopong di antara desain rumah adat Jawa Barat yang lainnya, Jolopong menjadi paling familiar karena yang paling sering banyak digunakan. Jolopong banyak dipilih karena bangunannya lebih mudah dibuat juga lebih hemat pada bahan material. Sesuai dengan namanya yang berarti “terkulai”, rumah Jolopong ini memang memiliki atap yang tampak tergolek lurus. Ada 2 bagian atapnya yang saling bersatu sama panjang. dan jika ditarik garis imajiner, antara ujung atap satu dengan ujung atap lainnya akan menghasilkan bentuk sebuah segitiga sama kaki. Desain rumah yang juga kerap disebut dengan Suhunan Panjang ini sampai kini masih digunakan sebagian masyarakat Kampung Dukuh di Garut.
5.Imah Parahu Kumureb
Dan yang terakhir adalah desain rumah Parahu Kumureb atau kalau dalam bahasa indonesia perahu tengkurap. Desain atap rumah adat Jawa Barat ini memiliki 4 bagian utama. Dua bagian pada bagian di depan dan belakang berbentuk trapesium, dan dua bagian lagi di sisi kanan kiri berbentuk segitiga sama sisi. Untuk di Palembang, desain atap Parahu Kumureb juga biasa disebut desain atap Limasan.
Sesuai dengan namanya, atap rumah adat Sunda yang satu ini memang tampak terlihat seperti sebuah perahu yang terbalik atau tengkurap. DI Karenakan memiliki terlalu banyak sambungan, desain atap seperti ini sering kali mudah bocor sehingga jarang yang menggunakannya. Kendati demikian, masyarakat Kampung Kuta di Kabupaten Ciamis ternyata masih ada yang menggunakannya.
Sesuai dengan namanya, atap rumah adat Sunda yang satu ini memang tampak terlihat seperti sebuah perahu yang terbalik atau tengkurap. DI Karenakan memiliki terlalu banyak sambungan, desain atap seperti ini sering kali mudah bocor sehingga jarang yang menggunakannya. Kendati demikian, masyarakat Kampung Kuta di Kabupaten Ciamis ternyata masih ada yang menggunakannya.