Pakaian Adat Bali Pria dan Wanita Lengkap dengan Penjelasan



Pakaian Adat Bali – Pakaian Adat Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Karena banyaknya jenis pakaian daerah sesuai dengan asal pengguna, status sosial dan acara penggunaanya tersebut, hingga saat ini belum diketahui secara pasti nama pakaian adat Bali tersebut.Secara umum pakaian adat Bali memiliki ciri khusus, baik pria maupun wanita sebagai berikut.

1. Pakaian Adat Bali Pria


a. Udeng (ikat kepala)

Salah satu yang khas dari pakaian adat pria Bali ialah adanya perlengkapan Udeng. Udeng ini merupakan sebuah penutup kepala dari kain yang digunakan untuk ibadah dan aktivitas sehari-hari. Untuk ibadah dan acara keagamaan, udeng yang digunakan ialah udeng putih, dan sementara untuk aktivitas sehari-hari udeng yang digunakan ialah udeng bermotif batik. Bentuk udeng yang unik dengan adanya simpul di bagian tengah depan menyimbolkan bahwa pemakainya harus dapat berpikir jernih dan memusatkan pikiran saat beribadah.



b. Baju 

Baju atau atasan yang dikenakan dalam perlengkapan pakaian adat Bali, yaitu sebuah baju tertutup yang modelnya nyaris mirip dengan baju safari. Kendati begitu, pada prinsipnya baju yang dipakai tidak memiliki aturan khusus, yang penting rapi, bersih, dan sopan.

c. Kamen

Pria bali tidaklah menggunakan celana sebagai bawahan. Fungsi dari celana diganti dengan kamen atau kain sepanjang 2 meter dan lebar 1 meter. Kain ini diikatkan di pinggang melingkar dari kiri ke kanan. Ikatan tersebut melambangkan darma, dan sementara pemakaian yang tepi bawahnya harus sejengkal dari telapak kaki disertai ujung lancip yang menghadap ke bawah menyentuh tanah melambangkan bentuk penghormatan pada ibu pertiwi.

d. Saput (Kampuh)

Setelah kamen dipakai, ada 1 lagi kain penutup pada bagian bawah yang harus dikenakan. Kain tersebut bernama saput atau kampuh. Saput sendiri diikatkan di pinggang secara melingkar berlawanan dengan arah jarum jam. Saput sendiri merupakan kain dengan desain klasik yang lebih sering dipakai saat ibadah atau acara keagamaan. Tujuan penggunaannya ialah untuk menutupi lekuk tubuh dan aurat.

e. Umpal (Selendang Pengikat)
Dan untuk menguatkan kamen dan saput, digunakan selendang kecil berwarna kuning yang bernama umpal. Ikatan yang digunakan ialah ikatan dengan simpul hidup yang diletakan di sebelah kanan. Adapun cara mengikat ini mengandung arti bahwa pria bali harus bisa mengendalikan semua hal buruk dari segala aktivitasnya.
Pada acara tertentu seperti pernikahan, pakaian adat Bali untuk pria ini juga dilengkapi dengan aksesoris lainnya seperti keris, baju kemeja, jas, serta alas kaki.

2. Pakaian Adat Bali Wanita


a. Kebaya

Atasan yang digunakan pada pakaian adat wanita Bali ialah kebaya dengan motif sederhana dan warna cerah. Pemilihan kebaya sendiri dinilai dapat menonjolkan sisi kecantikan dan keanggunan wanita Bali. Adapun dalam keperluan ibadah, kebaya yang digunakan haruslah sopan dari sisi desain, rapi serta bersih.

b. Kamen


Untuk bawahannya sendiri, pakaian adat Bali wanita juga dilengkapi dengan kamen. Kamen dipakai untuk menutupi tubuh bagian bawah hingga sebatas 1 telapak tangan dari lutut. Adapun batasan ini diatur agar wanita Bali leluasa dalam bergerak melangkah dan berjalan, namun tetap terlihat sopan dan anggun.

c. Selendang (Senteng)



Wanita Bali pada umumnya juga akan mengenakan selendang atau senteng yang disampirkan di bahu. Pemakaian selendang sendiri mempunyai makna filosofis bahwa wanita Bali haruslah ingat akan ajaran darma dan siap mendidik putra putrinya kelak agar patuh terhadap orang tua.

d. Bulang Pasang


Untuk menguatkan ikan dari kamen, digunakan sebuah selendang kuning bernama bulang pasang yang diikatkan di pinggang. Pemakaian dari selendang bulang pasang dalam pakaian adat Bali wanita memiliki makna filosofis agar wanita Bali bisa menjaga rahimnya dan mengendalikan tingkah lakunya dari segala keburukan.

e. Sanggul


Bagi wanita Bali, penataan rambut beserta hiasannya memiliki aturan khusus. Sedikitnya ada 3(tiga) jenis gaya tata rambut atau sanggul yang dapat digunakan mereka, yakni pusung gonjer, pusung tagel, dan pusung kekupu. Pusung gonjer dikhususkan untuk wanita yang masih lajang atau belum menikah, pusung tagel ini dikhususkan untuk wanita yang sudah menikah, sementara pusung kekupu atau pusung podgala dikhususkan untuk wanita yang menyandang status janda.

f. Bunga dan Aksesoris Lainnya


Dan untuk mempercantik diri dan sebagai sarana ibadah, wanita adat Bali pada umumnya juga akan menelipkan setangkai bunga di telinga atau rambutnya. Bunga yang dipilih ialah bunga cempaka kuning, cempaka putih, dan atau bunga kamboja.

Itulah sekilas penjelasan tentang Pakaian Adat Bali Pria dan Wanita Beserta Keunikannya, terima kasih telah menyempatkan membaca, semoga artikel yang anda baca bermanfaat, jangan sungkan untuk mengirimkan kritik maupun saran kepada redaksi kami