Senajata Tradisional Bali

Bali memang terkenal sebagai provinsi yang masyarakatnya sangat erat dan juga kuat di dalam melestarikan kebudayaan nenek moyang. Selain dibuktikan dengan masih tetap eksisnya rumah adat, alat musik tradisional, pakaian adat, dan juga tarian tradisionalnya, kelestarian kebudayaan Bali juga tercermin dengan tetap memasyarakatnya senjata tradisional Provinsi Bali sampai saat ini.

Berikut penjelasan tentang beberapa Senjata Tradisional Dari Provinsi bali:


1. Keris Tayuhan 


Keris Tayuhan  merupakan  sebutan bagi keris yang dalam pembuatannya lebih mementingkan soal isoteri (tuah) daripada keindahan garap, pemilihan bahan besi dan pembuatan pamornya. Keris semacam itu biasanya mempunyai kesan wingit, angker, memancarkan perbawa dan ada kalanya menakutkan. Dhapur keris tayuhan biasanya sederhana, misalnya tilam upih, jalak dinding, kebo lajer, bukan jenis dhapur yang mewah semacam naga sasra atau singo barong.

Apabila kita amati pasikutan keris ini dan mencoba digambarkan dengan karakter manusia adalah tampak nyatriya, terkesan seperti seorang satriya, tetapi tindak tanduknya agak kasar. Pada bilahnya banyak terdapat kandungan baja (terkesan kuat) dan pasir besi (terkesan kasar), tetapi jangan salah sangka terlebih dahulu karena ternyata apabila bilah disentil dari sisi manapun akan mengeluarkan resonansi suara tinggi yang nyaring pertanda matang tempa.

Salah satu keunikan sehingga keris ini layak “diduga” sebagai keris tayuhan, selain material yang “biasa” adalah adanya “pamor tambal/titipan’ pada bilah. “Pamor tambal/titipan” ini terlihat jelas ketika bilah diputihkan. Dari bilah yang diputihkan tampak tiga tambalan berbentuk bulatan yang berjarak/spasi sama. Nuansa bentuk berupa setengah lingkaran pada sisi tajamnya jika di dalam pedang disebut “bolang“. Kami meyakini tiga tambalan dengan jarak yang sama sengaja dibubuhkan dengan tujuan tertentu. Kenapa berjumlah 3 (tiga)? Kami pun hanya bisa menduga-duga saja, angka 3 (tiga) merupakan simbol rahasia Sang Pencipta, dimana Rejeki, Jodoh, Hidup dan Mati sudah ada yang mengaturnya. Angka 3 (tiga) juga simbollakon urip ada kelahiran, ada pernikahan dan ada kematian.

Besi akan bereaksi dengan cairan warangan menjadi gelap sedangkan meteorit/nikel tidak. Dari segi material pamor tambal/titipan yang berwarna putih bisa diduga merupakan besi kamboja bukan bahan pamor seperti meteorit/nikel. Menurut buku bab Dhuwung I karangan Darmasugita besi kamboja berwarna putih pantang ditempa bersama besi pulosani ( besi berwarna kehijau-hijauan samber lilen dan halus) sehingga bisa dimaklumi apabila pada bilah keris ini ditempa dengan pasir besi. Tuahnya seperti seorang raja, dihormati dan dicintai banyak orang, sedangkan pantangannya adalah berbuat jahat menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.


2. Wedhung


Wedhung merupakan senjata tradisiona khas Bali lainnya. Cara penggunaan senjata ini yaitu dengan cara dipegang karena bentuknya yang seperti pisau. Senjata wedhung ini, juga diartikan sebagai kesiapan mereka untuk abdi kepada pemimpin yang sedang berkuasa. Wedhung terbuat dari bahan logam yang ditempah. Sementara untuk genggamannya yaitu terbuat dari besi maupun kayu.
Senjata wedhung ini tidak hanya ditemukan di Bali saja. Karena ada juga wedhung yang berasal dari Cirebon. Perbedaan wedhung Bali dan Cirebon yaitu terlihat dari bilah pisaunya. Wedhung asli Cirebon mempunyai bilah pisau yang polos. Sedangkan wedhung khas Bali mempunyai ciri khas dari motifnya.


3. Tiuk


Tiuk sebetulnya merupakan senjata yang nyaris serupa dengan Wedhung, yakni berupa jenis senjata belati atau pisau. Bedanya, bila Wedhung digunakan sebagai sarana pertahanan diri dalam peperangan bagi kaum pria, Tiuk lebih digunakan sebagai alat untuk memasak, membuat sesaji, atau keperluan dapur lainnya. Selain itu, desain tiuk juga lebih sederhana dibandingkan desain Wedhung. Berikut ini penampakan dari senjata tradisional Bali ini. 

4. Taji



Hobi dalam bertarung ayam bangkok memanglah sangat digemari oleh masyarakat Bali, tidak mengheran jika kemudian dalam kebudayaannya kita juga bisa menemukan taji ini sebagai salah satu senjata tradisionalnya. Selain biasa digunakan sebagai alat perlengkapan tarung ayam, taji atau tajen ini juga biasa digunakan di dalam upacara adat tabur roh. Upacara tabur roh sendiri merupakan upacara korban yang dilakukan dengan cara menaburkan darah hewan dengan menyembelihnya.

5. Kandik


Kandik merupakan senjata tradisional berupa sebilah kapak. Sesuai dengan bentuknya, senjata kandik ini juga digunakan oleh para pria untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, seperti halnya membelah kayu, menebang pohon, atau pekerjaan lainnya.

Demikianlah beberapa senjata tradisional Bali beserta gambar dan keterangannya. Masing-masing senjata tradisional tersebut saat ini banyak dicari khususnya sebagai koleksi. Berminat untuk ikut mengoleksinya juga? Pastikan Anda sudah cukup umur. Semoga bermanfaat!