Senjata Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Barat dihuni oleh masyarakat dari latar belakang budaya yang heterogen. Masyarakat Melayu, Dayak, Tionghoa, dan Jawa hidup saling berdampingan sejak dahulu dalam kerukunan dan kebersamaan. Karena hal ini, tak heran bila kemudian budaya masyarakat Kalimantan Barat menjadi salah satu yang paling unik di Nusantara.Keunikan tersebut misalnya dapat kita temukan pada beragam senjata tradisional yang biasa mereka gunakan sehari-hari.

Nah, di kesempatan ini kami akan mengulas senjata tradisional Kalimantan Barat tersebut dan keunikan-keunikan yang dimilikinya. Senjata Tradisional Kalimantan Barat Sebetulnya ada banyak ragam dan jenis senjata yang dimiliki masyarakat Kalimantan Barat di masa silam. namun, saat ini sebagian senjata tersebut mengalami kepunahan karena tergerus arus globalisasi. Hanya sedikit di antaranya yang dapat bertahan sehingga tetap lestari hingga kini, misalnya senjata tradisional sipet, lonjo, telawang, mandau, dan dohong.


1. Sipet


Sipet merupakan bahasa suku dayak dalam menyebut senjata tiup bernama "sumpit". Senjata tradisional ini terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu sipet atau selongsong yang terbuat dari bahan bambu atau kayu berongga, dan damek atau anak sumpit.

Selongsong sipet pada umumnya mempunyai panjang sekitar 1,5 sampai dengan 2,5 meter. Sementara itu rongga pada bagian tengah memiliki ukuran antara 0,35 sampai dengan 0,75 centimeter. Kayu dan juga rongga sipet ini haruslah lurus 100%, sehingga tembakan dari senjata ini menjadi akurat.

Selongsong sipet biasanya akan digunakan bersama dengan damek (anak sumpit). Damek atau anak sumpit ini terbuat dari bahan bambu atau kayu yang tajam dan berukuran kecil. Untuk keperluan perburuan ataupun perang, biasanya mata damek yang tajam akan diberi bisa racun yang terbuat dari getah pohon ipuh. Getah dari racun ini sangatlah mematikan. Jika damek beracun terkena dan melukai seekor harimau dewasa, biasanya harimau tersebut akan mati hanya dalam waktu kurang dari 10 (sepuluh) menit.

Masyarakat suku Dayak di Provinsi Kalimantan Barat sudah terbiasa dalam memakai senjata ini. Terutama bagi kaum pria, mereka sangat piawai dalam melakukan tembakan dengan menggunakan senjata ini. Akurasi tembakan yang tinggi ditambah lagi dengan teknik meniup dan juga membidik yang mumpuni membuat banyak para tentara Belanda di masa lampau gentar jika harus berperang melawan mereka. 

2. Lonjo Atau Tombak


Selain Sipet, Dayak juga punya yang namanya Lonjo. Senjata ini bentuknya mirip dengan tombak pada umumnya. Tapi, karena kita yang bicarakan adalah Dayak, maka Lonjo ini jelas beda. Kabar mengatakan kalau Lonjo ini bertuah. Ia memiliki semacam energi khas yang mampu membuat pemiliknya menjadi lebih kuat.

Lonjo sendiri terbagi atas mata tombak dan juga gagangnya. Untuk gagang, biasanya memakai kayu-kayu khusus serta memiliki beberapa hiasan. Penggunaan Lonjo ini macam-macam, mulai dari berburu sampai berperang.

3. Talawang


Talawang adalah salah satu tameng atau perisai tradisional yang berasal dari Suku Dayak. Tawalang ini biasanya digunakan untuk melengkapi senjata mandau didalam berperang. Sama halnya dengan senjata mandau, talawang ini merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat suku Dayak terhadap kekuatan magis. Selain itu juga, talawang memiliki sisi estetis yang ditunjukkan kepada motif ukirannya.

Talawang adalah salah satu tameng atau perisai tradisional yang berasal dari Suku Dayak. Tawalang ini biasanya digunakan untuk melengkapi senjata mandau didalam berperang. Sama halnya dengan senjata mandau, talawang ini merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat suku Dayak terhadap kekuatan magis. Selain itu juga, talawang memiliki sisi estetis yang ditunjukkan kepada motif ukirannya.

4. Mandau


Mandau merupakan sebuah senjata tajam sejenis parang dan berasal dari kebudayaan suku dayak di Pulau Kalimantan. Mandau ini termasuk ke dalam salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda halnya dengan arang, senjata mandau mempunyai ukiran-ukiran pada bagian bilahnya yang tidak tajam. Terkadang sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang pada bagian bilahnya yang ditutup dengan kuningan ataupun tembaga dengan maksud memperindah bilah sejata mandau.

Kata mandau sendiri berasal dari 2 (dua) kata, yaitu "Man" dan "Dao". Kata "Man"merupakan nama salah satu suku di china bagian selatan, sedangkan kata "Dao" artinya adalah golok di dalam bahasa china.

Suku Dayak dengan senjata Mandaunya ini terkenal akan kekejamannya dan juga ahli di dalam peperangan. Kelompok klan mereka akan melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan, termasuk kepada bangsa-bangsa Austronesia dan bangsa-bangsa Melayu.
Karena dengan seringnya peperangan diantaran kelompok klan dengan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, sehingga pedang mandau ini menjadi terkenal akan bilah senjatanya yang sangat tajam dan juga dipakai untuk memenggal kepala para musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) sampai para bangsa lainnya tidak berani memasuki kawasan daerah mereka.

Sampai saat ini, Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata tradisional adat asli Pulau Kalimantan. Arti kata mandau sebenarnya adalah dari suku dayak katulistiwa. Kata "dau" tersebut artinya adalah senjata. Kata "man" artinya adalah keberanian, yang dianut oleh suku tionghoa pedalaman

kumpang


Kumpang merupakan sarung bilah mandau yang terbuat dari bahan kayu serta dilapisi dengan tanduk rusa, dan lazimnya dihias oleh ukiran. Pada kumpang mandau biasanya akan diberi tempuser undang, yakni ikatan yang terbuat dari bahan anyaman rotan.

Selain itu pada kumpang ini juga terikat semacam kantong yang terbuat dari bahan kulit kayu yang berisi pisau penyerut dan juga kayu gading yang dipercaya bisa menolak binatang buas. Mandau yang tersarungkan ke dalam kumpang pada umumnya diikatkan ke bagian pinggang dengan menggunakan jalinan rotan.

Ambang

Ambang merupakan sebutan untuk mandau yang terbuat dari besi biasa. Ambang ini sering dijadikan sebuah cenderamata. Bagi masyarakat awam dan tidak terbiasa melihat ataupun memegang senjata mandau akan sulit dalam membedakan antara mandau dengan ambang ini, sebab jika dilihat secara kasat mata kedua benda ini memang hampir sama.

Tetapi jika dilihat secara mendetail, maka kedua benda ini terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Pada senjata mandau terdapat sebuah ukiran atau bertatahkan tembaga, emas, ataupun perak. Senjata mandau juga lebih kuat dan juga lentur, sebab sejata mandau ini terbuat dari batu gunung yang mengandung besi dan juga diolah oleh seorang yang ahli. Sedangkan ambang sendiri hanya terbuat dari besi biasa.

Bahan Baku Pembuatan Senjata Mandau

Menurut literatur yang terdapat di Museum Balanga, Palangkaraya, bahan baku dari senjata mandau adalah dari besi (sanaman) mantikei yang ada di hulu Sungai Matikei, Desa Tumbang Atei, Kecamatan Sanaman Matikei, Kabupaten Katingan. Besi ini bersifat lentur sehingga sangat mudah untuk dibengkokan. Selain itu, bahan baku pembuatan mandau bisa juga memakai besi per mobil, cakram kendaraan, bilah gergaji mesin, dan besi batang lain.

Peranti kerja yang dipakai dalam pembuatan mandau biasanya adalah memakai palu, betel, dan juga sebasang besi runcing yang digunakan untuk melubangi mandau sebagai hiasan dan juga digunakan sebagai penghembus udara bertenaga listrik guna membarakan nyala limbah kayu ulin yang dipakainya dalam memanasi besi. Kayu ulin ini dipilih dikarenakan mampu menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu lainnya.

5. Dohong 


Selain memiliki senjata yang digunakan untuk jarak jauh, orang Dayak Kalimantan Barat juga mengenal dohong sebagai salah satu senjata serangan jarak dekat. Dohong merupakan senjata tikam dan tusuk yang sederhana dengan bilah yang simetris. Senjata ini juga kerap dibawa dalam perburuan untuk menjaga diri dari serangan binatang buas dalam jarak dekat.

Nah, demikianlah beberapa senjata tradisional Kalimantan Barat beserta gambar dan nilai-nilai keunikannya. Semoga dapat menambah wawasan kita semua dan menjadi gambaran tentang kekayaan khasanah budaya Nusantara. Terakhir, jangan lewatkan keunikan senjata tradisional Riau di artikel berikutnya. Salam.