Rumah Adat Sumatera Utara


Sumatera Utara adalah provinsi dengan populasi penduduk terbanyak ke-4 di Indonesia. Provinsi yang beribukota di Kota Medan ini dihuni oleh suku Batak selaku suku mayoritas sekaligus suku aslinya. Suku Batak sendiri merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia setelah suku Jawa. Suku Batak terbagi ke dalam beberapa sub suku, di antaranya Batak Toba, Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Mandailing. Masing-masing sub-suku Batak tersebut diketahui memiliki beberapa karakteristik budaya yang saling membedakan satu sama lainnya. Salah satu karakteristik tersebut misalnya dapat kita lihat dari desain rumah adatnya.

Rumah Adat Sumatera Utara


 Secara umum, rumah adat Sumatera Utara yang dikenal dan dianggap sebagai ikon budaya Provinsi Sumatera Utara adalah Rumah Bolon. Namun, selain rumah Bolon, terdapat pula beberapa desain rumah adat lainnya. Nah, di kesempatan ini kami akan mengulas tentang desain rumah adat-rumah adat tersebut secara lengkap mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah adat Batak ini, silakan simak pembahasan berikut!


1. Struktur Bangunan Rumah Bolon

Rumah adat Bolon merupakan sebutan rumah rumah adat masyarakat suku Batak di Provinsi Sumatera Utara. Adanya beberapa sub suku Batak menyebabkan arsitektur dari rumah adat ini juga terbagi ke dalam berbagai macam versi, seperti rumah bolon Toba, rumah bolon Simalungun, Rumah bolon Pakpak, rumah Bolon Karo, rumah bolon Mandailing, dan juga rumah Bolon Angkola. 

Meskipun ada berbagai macam versi arsitektur, namun rumah bolon secara umum mempunyai beberapa karakteristik yang membedakan diantara rumah adat Provinsi Sumatera Utara ini dengan rumah adat dari provinsi lainnya di Indonesia. Rumah Bolon sendiri merupakan rumah panggung yang hampir keseluruhan bagiannya terbuat dari bahan bangunan yang berasal dari alam. 

Pada tiang penopang rumah adat yang tingginya hingga 1,75 meter dari permukaan tanah terbuat dari gelondongan kayu yang mrmiliki diameter lebih dari 40 cm, sedangkan pada dindingnya terbuat dari anyaman bambu, dan bagian lantainya terbuat dari papan, sementara pada bagian atapnya terbuat dari bahan daun rumbia atau ijuk. Untuk dapat menguatkan ikatan diantara bahan sampai dapat bersatu rumah bolon ini tidak memakai satu paku pun. Rumah adat ini dibuat menggunakan sistem kunci antar kayu yang kemudian diikat memakai tali. 


2.Fungsi Rumah Adat Bolon

Pada masa silam, rumah Bolon merupakan rumah kediaman bagi 13 raja-raja batak. Namun, seiring perkembangannya, ia pun kemudian digunakan sebagai rumah bagi penduduk suku Batak secara umum. Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah adat Sumatera Utara ini terbagi atas beberapa ruang berdasarkan peruntukannya, yaitu: 

Ruang jabu bong

ruangan ini dikhususkan bagi kepala keluarga yang lokasinya terletak di sudut belakang sebelah kanan.

Ruang jabu soding

Ruangan ini khusus bagi anak perempuan yang lokasinya di bagian belakang disebelah kiri yang berhadapan langsung dengan jabu soding.

Ruang jabu suhat

Terkhusus untuk anak laki-laki

Ruang tampar piring

Ruangan khusus untuk menyambut para tamu yang datang berkunjung.
Pembagian ruangan seperti aturan di atas tidak berarti setiap ruangan harus dipisahkan oleh dinding pemisah. Secara umum, bagian dalam rumah adalah ruang yang luas tanpa sekat. Namun ruangan-ruangan tersebut dipisahkan oleh aturan adat yang membatasi dan mengikat setiap anggota keluarga maupun para tamu yang datang.

3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Bolon

Rumah Bolon dijadikan ikon rumah adat Provinsi Sumatera Utara karena dianggap mempunyai beberapa keunikan tersendiri di dalam segi desain arsitekturnya. Keunikan tersebutlah yang kemudian menjadi ciri khas dan juga sekaligus pembeda diantara rumah adat provinsi lainnya di Indonesia. Ciri khas pada rumah Bolon ini diantaranya adalah sebagai berikut: 
  1. Mempunyai atap yang bentuknya menyerupai pelana kuda dengan sudut yang sangat sempit sehingga tampak cukup tinggi.
  2. Dindingnya pendek namun cukup untuk berdiri, sebab rumah adat ini tidak dilengkapi oleh plafon.
  3. Dinding bagian atas dilengkapi oleh berbagai anyaman untuk mempercantik penampilan rumah.
  4. Pada bagian atas pintu depan ada gorga atau lukisan hewan, seperti lukisan cicak dan kerbau yang lebih didominasi oleh warna merah, hitam, dan juga putih. Gambar cicak pada motif tersebut merupakan simbol jika masyarakat Batak adalah masyarakat yang mempunyai rasa persaudaraan yang sangat kuat antar sesamanya, sedangkan pada gambar motif kerbau merupakan simbol ucapan terimakasih.


Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami tentang rumah adat Sumatera Utara beserta gambar, sejarah, filosofi, dan penjelasannya. Semoga dapat menjadi referensi bagi kita untuk semakin mengenal budaya masyarakat suku Batak. Jika artikel penjelasan rumah adat Bolon ini dirasa bermanfaat, silakan share. Jangan lupa pula untuk membaca artikel kami tentang rumah adat Riau di pembahasan selanjutnya. Salam!