Rumah Adat Lampung

Beribukota di Bandar Lampung, provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 2 kota yaitu Kota Bandar Lampung dan kota Metro. Kabupatennya adalah Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran, Pesisir Barat, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat dan Way Kanan.

Rumah Adat Nuwou Sesat




Nuwou berasal dari bahasa Lampung yang berarti tempat ibadah seperti masjid, musholla, surau, Rang Ngaji atai Pok Ngajei. Persamaan kata Nuwou adalah Lamban, Lambahana yang berarti tempat tinggal. Sedangkan Sesat atau juga disebut Bantaian adalah bangunan tempat bermusyawarah dan penyimpanan bahan makanan. 

Dengan demikian Nuwou Sesat dapat diartikan sebagai tempat berkumpul untuk bermusyawarah. Dalam perkembangan selanjutnya, Nuwou Sesat disebut juga Sesat Balai Agung, yang juga digunakan sebagai tempat pertemuan adat sekaligus tempat pelaksanaan upacara-upacara adat. Namun saat ini, lebih banyak digunakan sebagai tempat tinggal seperti pada umumnya. 

5 Ciri-Ciri Desain Rumah Adat Lampung

1. Pondasi

Rumah adat Lampung adalah sebuah rumah panggung dengan pondasi yang terbuat dari batu dengan bentuk persegi. Pondasi rumah ini memiliki tiang penyangga yang jumlahnya hampir mencapai 30 tiang, sedangkan tiang utama rumah kurang lebih totalnya adalah 20 tiang.

2. Atap

Atap dari rumah adat Lampung desainnya berlapis-lapis, antara kayu, tembaga, dan kuningan. Lapisan atap paling atas biasanya terbuat dari kayu kemudian disusul lapisan bawahnya dengan bahan lain yaitu lembaga atau kuningan. Puncak dari atap didesain dengan menempatkan sebuah batu berharga milik empunya rumah.

3. Lantai

Bahan utama dari desain rumah adat Lampung adalah kayu, maka tak heran jika lantai rumah etnik ini juga dibuat dengan bahan kayu. Kayu yang digunakan bisa bermacam-macam jenisnya, bisa klutum jati atau bahkan bambu.

4. Dinding

Sama halnya dengan lantai, dinding rumah dari rumah adat Lampung dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang disusun berjajar sesuai dengan kerangka dari desain rumah tersebut.

5. Jendela dan Pintu

Bentuk dari jendela dan pintu pada rumah adat Lampung sama, yaitu setangkup. Perbedaanya adalah ukuran pintu tentunya jauh lebih besar dan panjang dibandingkan dengan ukuran jendelannya.

Filosofi Rumah Adat Lampung dan Penjelasannya


Salah satu yang menjadi keunikan dari rumah adat Lampung adalah beragam ornamen yang sering dipajang di setiap bilik rumahnya. Ornamen-ornamen ini berisi petuah yang diambil dari kitab kuno peninggalan leluhur Lampung yang bernama kitab Kuntara Raja Niti. Kitab ini mengandung beberapa prinsip yang wajib dianut oleh setiap keturunan suku Lampung. Beberapa prinsip dari kitab tersebut antara lain: Pill-Pusanggiri. Prinsip adanya rasa malu ketika melakukan sebuah kesalahan atau perbuatan yang buruk, baik menurut norma agama maupun norma adat. Juluk-Adek. Prinsip bagi mereka yang telah memiliki gelar adat agar dapat bersikap dan berkeperibadian yang bisa menjadi contoh.  Nemui-Nyimah. Prinsip untuk selalu menjaga tali silaturahmi antar sanak keluarga dan selalu bersikap ramah pada tamu.  Nengah-Nyampur. Prinsip untuk selalu menjaga hubungan baik dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat.  Sakai-Sambaian. Prinsip saling tolong menolong dan bergotong royong dalam setiap pekerjaan.  Sang Bumi Ruwa Jurai. Prinsip untuk tetap bersatu meski saling berbeda. Prinsip ini menyatukan suku Lampung adat Pepadun dan adat Sebatin sehingga keduanya saling menghormati. Penerimaan yang baik dari masyarakat Lampung terhadap para pendatang juga didasari atas prinsip ini. Nah,


demikianlah sekilas pembahasan mengenai keunikan rumah adat Lampung dan penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat