Alat Musik Ritmis

Musik adalah salah satu media hiburan yang disenangi oleh semua kalangan masyarakat dari zaman dulu sampai zaman modern sekarang ini.
Membahas tentang musik tentunya tidak akan terlepas dari instrumen musik atau alat musik. Menurut fungsinya alat musik dibagi menjadi 3 yaitu ritmis, melodis, dan harmonis.
Lalu sebenarnya apa sih perbedaan antara alat musik ritmis dan melodis? Perbedaan antara alat musik melodis dan ritmis terdapat pada ada tidaknya nada. Jika alat musik ritmis tidak ada nadanya, sedangkan alat musik melodis ada nadanya.

Pengertian Alat musik ritmis

Alat musik ritmis adalah alat musik yang tidak dapat membunyikan nada-nada tertentu, melainkan hanya dimainkan sebagai pengiring irama dan pengatur tempo lagu. Beberapa contoh alat musik ini misalnya drum, marakas, simbal, tamborin, timpani, triangle, konga, timpani, kastanyet, rebana, tifa, dan kendang. Secara umum, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul, namun ada pula beberapa alat musik ritmis yang dimainkan dengan cara digesek dan dikocok (digoyangkan).

1. Alat Musik Gendang 


Penjelasan alat musik tradisional Kendang. Kendang, kendhang, atau biasa disebut juga dengan gendang merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara di pukul. Biasa dimainkan dengan tangan atau dengan alat pemukul gendang. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki gendang dengan ciri khas masing-masing.

Kendang juga merupakan salah satu instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.
Berikut jenis-jenis kendang :
  1. Kendang yang kecil disebut ketipung
  2. Kendang sedang disebut kendang ciblon/kebar.
  3. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.


Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Bahan dan Pembuatan gendang

Kendang yang baik biasanya terbuat dari bahan kayu nangka, kelapa atau cempedak. Bagian sisinya dilapisi kulit kerbau dan kambing. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi).

Terdapat tali pengikat kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan. Tali tersebut dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Untuk menaikkan nada suara dapat mengencangkan tarikan kulitnya.

2. Alat Musik Biola



Biola adalah sebuah alat musik Dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima.nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas secara teknis masuk ke dalamkeluarga viola, Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.
Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.
Di dalam bahasa indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola (pebiola), atauviolinis (bahasa inggris: Violinist – bedakan dengan violis atau pemain viola). Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier

Sejarah Alat Musik Biola
Siapa yang tak kenal dengan Alat musik Biola, selain suaranya yang indah biola juga memilki bentuk yang unik. Sebenarnya, darimana biola itu. kita simak disini


Alat musik dawai yang mula-mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur.
Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turki dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut.
Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab.
Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera. Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah dan Bizantium.
Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikal-bakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556. Perlahan-lahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.
Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.
Hingga hari ini, alat musik dari “Jaman Keemasan” pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Gesù, adalah alat-alat musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola.

3. Alat Musik  Marakas


Alat Musik Ritmis

Marakas termasuk ke dalam alat musik tradisional. Suaranya yang sermarak dan rincik dihasilkan oleh alat musik ritmis ini sangat identic dengan suasana angina laut nan segar di pantai. Cara memaikan marakas ini cukup dengan menggoyangkannya saja, maka sudah bisa menghasilkan buni.
Bunyi yang dihasilkan dari alat musik ritmis marakas terjadi karena terdapat butiran-butiran kecil yang ada di dalamnya. Marakas sendiri termasuk ke dalam jenis alat musik perkusi autophones dan juga idiophones.
Jenis alat musik ini menjadi salah satu bagian terpenting dalam pengiring musik Cuba, Salsa, Charangan, Rumba dan Trova Ensemble.

Itulah macam macam alat musik ritmis, apakah kalian berniat mempelajari salah satu dari alat musik yang telah dijelaskan diatas?


Semoga bermanfaat.