Rumah Adat Papua

Papua adalah provinsi yang berada paling timur dalam wilayah Indonesia. Dengan wilayah seluas 309.934,4 km2, provinsi ini menjadi provinsi terluas di Indonesia. Saking luasnya, masyarakat Papua yang hidup dari latar belakang suku berbeda, hidup terpencar-pencar. Suku asli masyarakat Papua sendiri berjumlah ratusan dengan beberapa suku mayoritas di antaranya suku Dani, Damal, Amungme, Arfak, Asmat, Yali, dan lain sebagainya. Masing-masing suku ini memiliki adat dan istiadat yang berbeda-beda. Kendati begitu, di antara adat istiadat tersebut terdapat beberapa kesamaan, misalnya dari sisi rumah adat yang biasanya mereka gunakan untuk bertahan hidup di iklim Papua yang dingin.

Rumah adat Papua atau yang tradisional asli suku-suku yang di provinsi Papua bernama pulau Papua, disana terdapat suku Dani tinggal di bagian lembah Baliem atau Wamena, suku Lani, Yali di pegunungan Toli dan suku-suku asli Papua lainnya.
Bentuk Rumah Honai – Rumah Adat Papua
Honai_Papua
Daerah pegunungan dan lebah disana mempunyai hawa yang cukup dingin pada umumnya terletak dengan tinggi sekitar 2 – 2.5 meter dari permukaan laut. Bentuk rumah Honai yang bulat dirancang untuk bisa meredam hawa dingin ataupun tiupan angin yang kencang.Rumah Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut terbuat dari jerami atau ilalang.dinding rumah adat Papua terbuat dari kayu dengan satu ointu pendek tanpa jendela. Rumah adat dari Papua terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama biasanya terdiri dari kamar-kamar dan digunakan sebagai tempat tidur, dan lantai kedua digunakan sebagai tempat beraktifitas: ruang santai dan lain-lain. Di tengah ruangan di lantai pertama terdapat api unggun yang digunakan untuk menghangatkan diri. Rumah adat Papua Honai  merupakan rumah dengan arsitektur yang sederhana, inti dari rumah ini adalah rumah yang melindungi orang-orang yang tinggal di dalamnya dari udara dingin, tanpa fungsi rumit lainnya. Kesederhanaan ini mungkin yang dijadikan patokan utama bagi suku Dani untuk membangun rumah Honai mereka, karena mereka termasuk jenis suku yang kerap kali berpindah tempat. Kesederhanaan desain dan bentuk Honai memudahkan mobilitas mereka.
honay_splash24303512
Rumah Honai terdiri dari 3 jenis, yaitu rumah untuk para lelaki (disebut Honai), rumah untuk para wanita (disebut Ebei), dan rumah untuk ternak mereka, babi (disebut Wamai). Ada juga beberapa orang Papua yang tidak lagi tinggal di rumah adat Papua seperti pakem yang dulu ada, dan tinggal bersamaan antar anggota keluarga inti, namun ternak/babi selalu mendapatkan rumah tersendiri. Bagi orang Papua, ternak merupakan harta yang sangat berharga.
Rumah adat provinsi Papua sebenarnya hanya ada 1 jenis saja, yaitu Honai itu sendiri. Jika terdapat beberapa perbedaan, itu dikarenakan perbedaan daerahnya saja dan perbedaannya tidak begitu mencolok. Rumah Honai dibuat berkelompok, karena kadang satu keluarga membutuhkan lebih dari satu rumah untuk tempat ternak mereka tinggal, dan anak-anak yang sudah akil baligh/dewasa. Dilihat dari arsitekturnya yang sederhana, rumah ini berbentuk hampir seperti kerucut dengan batu-batu kecil mengelilingi rumah tersebut.
Keunikan khasanah kebudayaan bangsa tercermin dari banyaknya jenis rumah yang ada di Indonesia. Walaupun Honai merupakan rumah asli suku Dani, kita dapat menjumpainya di beberapa museum yang tersebar di Indonesia dikarenakan banyak juga orang yang penasaran atau ingin tahu jenis rumah suku Dani papua ini. Honai dan rumah-rumah adat suku lainnya merupakan bukti kekayaan budaya bangsa kita yang patut kita ketahui.
Filosofi Rumah Adat Papua
Filosofi bangunan Honai, Rumah Adat Papua yang berbentuk melingkar atau bulat mempunyai artian :
1. Menjaga kesatuan dan persatuan yang paling tinggi sesama suku serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk seamanya.
  1. Dengan tinggal satu Honai maka kita sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
  2. Honai merupakan simbul dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri orang suku yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari.

2.Rumah Adat Ebei



Desain bentuk rumah adat Ebei tidak berbeda dengan desain bentuk rumah Honai, namun terkadang rumah Ebei dibuat berbeda dengan rumah Honai pada bagian dalamnya. Rumah Honai biasanya berlantai dua, antara lantai satu dan lantai dua dihubungkan dengan tangga dari kayu atau bambu. Lantai satu sebagai tempat untuk tidur para wanita sedangkan lantai duanya sebagai tempat untuk tidur para lelaki secara melingkar, sedangkan rumah Ebei tidak berlantai dua. Rumah adat suku Dani di Papua ini pada umumnya didesain dengan bentuk melingkar yang memiliki filosofi bentuk melingkar menandakan bahwa warga suku Dani memiliki kesatuan dan persatuan yang tinggi, sepikiran, sehati dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Demikian pemaparan yang dapat kami sampaikan tentang arsitektur rumah adat Papua yang bernama Rumah Honai. Semoga dapat dengan mudah dipahami dan dapat menambah wawasan budaya Anda terutama tentang kehidupan masyarakat Papua. Salam.