Rumah Adat Sumatera Selatan



Sumatera Selatan adalah sebuah provinsi di Sumatera yang telah sejak lama berkembang dan bahkan sempat menjadi pusat perniagaan Nusantara di masa silam. Hilir mudik pelaut dan pedagang dari penjuru dunia yang singgah di Palembang sejak masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya telah banyak mempengaruhi peradaban masyarakat di provinsi ini. Kendati demikian, kearifan lokal dari suku aslinya, yakni Suku Palembang nyatanya mampu menahan gempuran budaya luar yang datang. Salah satu kearifan lokal tersebut misalnya bisa kita temukan pada rumah adat Palembang Sumatera Selatan yang bernama Rumah Limas. 

Rumah Adat Sumatera Selatan 


Nah, dikesempatan ini kami akan secara terfokus membahas tentang desain rumah Limas khas Sumatera Selatan tersebut dengan lengkap mulai dari sejarah, arsitektur, struktur, fungsi, ciri khas, beserta keunikan dan nilai nilai filosofis yang dimilikinya. Bagi Anda yang ingin mengetahui bagaimana keunikan rumah adat Sumatera Selatan yang satu ini, silakan simak pembahasan berikut!



1. Struktur Bangunan Rumah 


Pernahkah Anda mengamati secara seksama gambar rumah dibalik pecahan uang Rp. 10.000? Tahukah bahwa gambar rumah tersebut ternyata gambar rumah adat Sumatera Selatan yang bernama Rumah Limas? Ya, pada gambar tersebut kita dapat menyaksikan beberapa keunikan dari rumah dengan struktur panggung ini. Nama “Limas” pada desain rumah ini kita ketahui berasal dari bentuk atapnya yang seperti piramida terpenggal (limasan). 

Karena berstruktur panggung, maka tentu jelas bahwa rumah ini berdiri di atas tiang-tiang besar. Tinggi tiangnya sendiri bervariasi antara 0,5 sd 3 meter tergantung dari tempatnya. Jika rumah berdiri di daerah yang sering tergenang tinggi, maka tiang rumahpun akan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya. Tiang rumah limas yang berjumlah 32 buah atau kelipatannya ini umumnya dibuat dari bahan kayu Ulen yang terkenal tahan lapuk. 

Untuk menaiki rumah Limas, terdapat 2 tangga yang letaknya berada di kiri dan kanan rumah. Tangga tersebut mengantarkan kita pada teras yang dikelilingi pagar kayu yang disebut tenggalung. Pagar kayu keliling tersebut biasanya dilengkapi dengan ukiran-ukiran flora yang dapat meningkatkan nilai estetika rumah adat Sumatera Selatan ini dari tampak depan. 

Struktur rumah panggung pada rumah limas juga membuat adanya bagian kolong atau ruang bawah rumah. Kolong tersebut biasanya difungsikan sebagai tempat untuk melaksanakan aktivitas para wanita sehari-hari. 

Adapun untuk pada bagian lantai rumah ini, kita akan menemukan tingkatan berundak (kijing) yang memiliki nilai filosofis tersendiri. Lantai rumah adat Palembang ini berupa susunan papan kayu trembesu (tembesu) yang dipasang horizontal. Papan kayu tembesu dipilih karena ringan tapi punya struktur yang kuat. Papan tembesu juga digunakan sebagai dinding dan rangka atap. Sementara atapnya sendiri dibuat dari genting tanah biasa.

Fungsi Rumah Limas


Selain berfungsi menjadi ikon kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan, di masa lampau rumah adat Limasini juga berfungsi sebagai tempat hunian bagi masyarakat Suku Palembang. Dalam hal menunjang fungsi tersebut, rumah Limas ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tentunya sesuai dengan peruntukannya. Berikut ini adalah bagian-bagian dari rumah Limas : 
  1. Pada bagian depan ada jogan, gegajah, ruang kerja, dan amben. Keseluruhan ruangan tersebut menjadi ruangan utama ketika pemilik rumah menggelar sebuah acara (hajat), seperti halnya upacara adat, kenduri, penerimaan tamu, dan pertemuan penting lainnya. Oleh sebab itu, di bagian-bagian ruangan ini juga akan menemukan berbagai hiasan, seperti lemari kaya yang berisikan pajangan sebagai pemisah antara ruang tengah dan depan.
  2. Pada bagian tengah ada kamar bagi Kepala Keluarga, Pangkeng Keputran (kamar anak laki-laki), Pangkeng Kaputren (kamar anak perempuan), Ruang Keluarga, Pangkeng Penganten (kamar pengantin), dan Ruang Anak Menantu. Ruangan dibagian tengah ini bersifat privat. Tidak semua orang diizinkan masuk kedalam kecuali anggota keluarga pemilik rumah. 
  3. Pada bagian belakang ada dapur (pawon), Ruang Pelimpahan, Ruang Hias, dan Toilet. Para wanita biasanya akan banyak beraktivitas di bagian belakang ini.

Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Limas

Terdapat beberapa ciri khas dari rumah adat Limas ini yang membedakan dengan rumah adat lainnya di Indonesia. Ciri khas tersebut bukan hanya terletak pada segi bentuk bangunannya, namun juga dalam nilai-nilai filosofis yang disimbolkan ke dalam aturan-aturan khusus.

Rumah adat Provinsi Sumatera Selatan ini mempunyai pagar di bagian berandanya. Pagar yang menjulang tinggi dan mengelilingi keseluruhan bagian beranda ini mengandung nilai filosofis jika anak perempuan ataupun gadis palembang haruslah terjaga dari kehidupan lingkungan luar. Hal ini juga menyimbolkan bahwa mereka harus mempunyai pelindung untuk menjaga harkat dan juga harga dirinya di lingkungan. 


Lantai pada rumah ini mempunyai tingkatan yang berundak (kekijing). Setidaknya ada 3 buah tingkatan di bagian depan rumah yang umumnya digunakan untuk menggelar acara adat. Semakin tinggi tingkatan lantai, maka para tamu yang duduk di lantai tersebut kedudukannya di dalam tata adat dan juga pemerintahan juga semakin tinggi pula. 

Rumah limas ini dibangun dengan menghadap ke arah timur dan barat. Aturan tersebut berlaku karena suku Palembang menganut sebuah falsafat, yaitu Matoari eedoop dan matoari mati, yang artinya adalah matahari terbit dan matahari terbenam. Falsafah tersebut mempunyai nilai filosofis bahwa masyarakat Palembang harus secara proporsional dalam mengingat bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara.



Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami tentang rumah adat Sumatera Selatan beserta gambar, sejarah, filosofi, dan penjelasannya. Semoga dapat menjadi referensi bagi kita untuk semakin mengenal budaya masyarakat suku Palembang dan mulai melestarikannya. Salam!