Sebelum Google Maps, nenek moyang kita dipaksa untuk mengambil sesuatu yang disebut buku untuk belajar tentang dunia di sekitar mereka. Atlas modern pertama, Theatrum Orbis Terrarum (Teater Dunia), diterbitkan ioleh Abraham Ortelius, seorang kartografer dan ahli geografi Flemish. Lembar peta dan teks terbaru dikumpulkan dari para ilmuwan, ahli geografi, dan kartografer lainnya, dan kemudian disusun oleh benua, wilayah dan negara bagian, dan diikat ke dalam bentuk buku.
Abrham Ortelius adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam bidang pemetaan dunia.
Berkat dirinya semua orang di zaman sekarang bisa melihat peta dunia dengan jelas dan lengkap, nahkan ilmunya masih dipakai oleh ahli pemetaan saat ini
Pria yang berasal dari Flanrida ( kini bagian dari belgia) ini dikenal sebagai pembuat atlas modern pertama di dunia yang ia beri nama Theatrum Orbis Terrarum(bahasa Indonesia: Teater Dunia).
Penerbitan atlas tersebut pada tahun 1570 diyakini sebagai penanda era kartografi Masa Keemasan Belanda sebagai bagian dari sejarah kartografipada abad pertengahan. Ia juga dipercaya sebagai orang pertama yang mengemukakan hipotesis bahwa benua-benua yang ada di dunia pernah menyatu sebelum bergeser hingga posisinya saat Ini.
Ia lahi pada 14 April 1527 dan meninggal pada 28 juni 1598
Dalam salah satu atlas Ortelius, kami melihat saran pertama bahwa benua-benua di dunia bergabung bersama sebelum hanyut ke posisi mereka saat ini. Ortelius mencatat kesamaan geometris antara pantai Amerika dan Eropa-Afrika dan merupakan yang pertama mengusulkan pergeseran benua sebagai penjelasannya.
Sumber : berbagai sumber